Jumat, 30 Desember 2016

D’ VIRUS WARS (PART 2): ONE LOGISTIC EXPLANATION


Kebakaran melanda hutan itu.Kebakaran yang sangat hebat dan melalap seluruh hutan hingga tak bersisa. Dikabarkan api sangatlah panas bagaikan lahar.Diduga masih ada tiga orang di dalamnya.
Seorang pelajar SMA
Seorang sipir penjara
Seorang polisi
Mereka masih berusaha melarikan diri dari hutan itu, berusaha menghindari pterodactyl berselimut api dan Tyrannosaurus Rex berbulu serigala dan bersayap burung. Menurut penuturan sebagian orang, itu hanyalah ilusi.Namun, kata mereka itu kenyataan. Dan sepertinya, mereka tak akan bertahan hidup lebih lama lagi.
Atau…

“Huwaahh!” suara teriakan Dixa menggema di seluruh kamar pagi itu.Draganold juga terbangun.
“Ada apa?” tanya Draganold.
“Ah, tidak.Aku hanya… bermimpi aneh semalam.Aku bermimpi kau mengejarku, lalu bertemu seorang polisi dan seekor monster aneh yang dipanggil Deino. Aku tak tahu itu apa,”
“Aku juga bermimpi seperti itu semalam.Sepertinya, aku pernah melihat Deino, deh.Tapi, di sebuah super computer.Aku tidak mengingat pasti kejadiannya,” sahut Draganold.Ia langsung turun dari kasurnya.Apa yang terjadi dengan semuanya? Baru kali ini Dixa bermimpi aneh. Mungkin ia bisa berbicara pada Carlos nanti siang.
TING-TONG…
Bel rumah Dixa berbunyi.Dixa dan Draganold segera turun dan membukakan pagarnya. GRADAK…
“Uh, ada yang bisa kubantu, Tuan?” tanya Draganold. Sesaat kemudian, Draganold mendelik melihat tamu itu datang dengan mobil polisi dan seragam polisi lengkap.
“Apa yang terjadi di sini?” tanya Dixa.
“Entahlah, aku juga tak tahu.Sepertinya ada yang terjadi di rumah kita,” sahut Draganold.
“Bolehkah aku masuk?” tanya polisi itu.
“Ngg… oh, ya. Silahkan, Tuan,” sahut Draganold. Ia membawa polisi itu masuk ke dalam rumah Dixa. “Silahkan duduk,”
“Terima kasih, Nak,” sahut polisi itu.Ia duduk perlahan diatas sofa. Dixa bersembunyi di dapur.Ia takut ada sesuatu terjadi di rumahnya, padahal orang tuanya belum bangun sama sekali.
“Tuan, bolehkah saya bertanya, ada apa di sini? Apa yang membuat anda datang kemari?” tanya Draganold.
“Tidak, aku hanya ingin memastikan mimpiku saja.Aku ketiduran di mobil polisiku, dan aku bermimpi aneh.Aku sedang memburu seorang tersangka, sipir penjara berambut merah yang terjerat kasus penyiksaan anak.Dan malahan tersangka itu melindungiku saat baku tembak dengan monster mengerikan,” kata polisi itu.
“Mimpimu sama denganku,” kata Draganold.“Kau… hah?Rifle?”
“Iya, aku Rifle.Dan kau Draganold. Huh, seharusnya kau jadi tersangka hari ini. Tapi, kubebaskan saja.Berhubung kau adalah agen rahasia.Jika aku menangkapmu karena mimpi, aku pasti akan ditegur karena sembarangan menangkap warga sipil tanpa bukti yang jelas,” sahut Rifle.
“Iya, Rifle. Aku juga sedang mencari tahu kenapa mimpi itu bisa terjadi.Dixa… kemari!” kata Draganold.Dixa memberanikan diri keluar dari dapur. “Tidak usah takut,”
“Oke, oke.Akan kupastikan tidak ada apapun yang terjadi di rumah ini. Jika saja ada… apakah itu pembunuhan, pencurian, atau perampokan?” tanya Dixa memastikan.
“Hei, hilangkan sugestimu itu.Duduklah di sini, tidak ada apapun,” kata Draganold.Dixa pun duduk.
“Ada apa ini sebenarnya?” tanya Dixa.
“Hanya karena mimpi. Kau pasti bermimpi sama sepertiku semalam. Mimpi yang sama seperti anak berambut merah itu,” kata Rifle.
“Baiklah, untuk urusan ini, kita bisa tanya Carlos. Ayo, ikut aku ke rumah Carlos, Rifle,” ajak Draganold.Dixa mengambil jaketnya.Draganold mengambil jumpernya dan melangkah keluar.
“Ayo, masuklah ke mobilku.Eits, jangan tembak kakiku, naga bengis,” kata Rifle.
“Tidaklah.Itu kan, cuma mimpi,” sahut Draganold.Mereka bertiga masuk ke dalam mobil polisi.Dixa mengarahkan jalannya.Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah Carlos.Mereka turun dari mobil.
“Memang apa pekerjaan orang bernama Carlos ini?” tanya Rifle.
“Carlos bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran,” sahut Dixa.
“Baiklah,” sahut Rifle. TING-TONG… Rifle menekan bel rumah Carlos.GRADAK… seseorang membukakan gerbang. Itu Carlos. Pemuda itu memiliki rambut cokelat dan mata berwarna turquoise. Wajahnya… sepertinya ia keturunan Amerika. Spanyol. Indonesia. Tampan nan mempesona, bisa membuat wanita manapun tergila-gila padanya. Tubuhnya ideal, namun tidak begitu atletis.Matanya menatap tajam kepada Rifle.
“Ada yang bisa kubantu, pak polisi?Setahuku, tak ada masalah di rumahku.Jika tidak ada masalah, anda dipersilahkan pergi,” kata Carlos.
“Jika kau tak keberatan, bolehkah aku masuk?”tanya Rifle.
“Jika kau memang sudah jauh-jauh datang ke TKP ini, kau boleh masuk,” sahut Carlos.Ia mengajak masuk Rifle, Draganold, dan Dixa. “Duduklah.Kalian mungkin akan membutuhkan air putih,” kata Carlos.Ia melangkah ke dapurnya.
“Sepertinya Carlos itu adalah anak yang pantas untuk ditanyai.Dia begitu akurat dan sepertinya… jenius,” kata Rifle.Tak lama kemudian, Carlos datang membawa baki berisi 3 gelas air putih.
“Ada yang bisa kubantu?Sepertinya masalah serius, namun tidak dianggap penting bagi sebagian orang,” kata Carlos.
“Tentu saja ini masalah serius. Aku, Dixa, dan Draganold, kami bermimpi sama semalam. Kami bermimpi tentang Draganold menyiksa Dixa, lalu aku mengejar Draganold.Kemudian, aku mendapati Dixa sedang ditenteng oleh monster mengerikan mirip T-Rex dengan bulu serigala, sayap elang, dan tanduk naga,” jelas Rifle.
“Aku bukan penafsir mimpi, maaf.Tapi sepertinya, ada alasan logis untuk mimpi ini.Aku tahu siapa monster yang kau bicarakan.Deino-Virus.Dan Deino pernah meneror komputerku, walaupun akhirnya aku berhasil mengalahkannya.Deino bukanlah virus paling berbahaya. Dia adalah anak buah dari sebuah virus paling berbahaya sejagat, yakni Firedactyl,”
“Firedactyl?Apa itu?”
“Yup, dia adalah sejenis virus yang berwujud pterodactyl raksasa dan berselimut api. Efeknya sangat cepat ketika memasuki komputer. Pertama, komputer akan mengeluarkan tulisan-tulisan aneh dan membuat semua anti-virus bertekuk lutut. Kemudian, dari komputermu akan muncul percikan api. Setelah itu, komputermu akan terbakar habis,”
“Mengerikan sekali,”
“Ya, ketika komputermu terbakar, Firedactyl baru mengeluarkan kedua sayapnya. Setelah itu, area di sekitar komputermu akan terbakar. Tubuhnya sudah muncul. Lalu, seluruh ruangan akan terbakar. Kepalanya telah muncul, dan kau tak lagi punya kesempatan untuk hidup,” jelas Carlos.“Mereka akan segera beralih wujud ke dunia nyata jika kita tidak cepat-cepat mengatasinya.Ikut aku.Rifle, kau tak masalah, kan, jika aku pinjam mobilmu?”
“Tentu,” sahut Rifle.Carlos pun memakai jaket kesayangannya dan melangkah keluar menuju mobil Rifle.Ia masuk ke dalam dan menyetirnya. Dixa dan Draganold duduk di belakang, sementara Carlos menyetir bersama Rifle.Carlos membawa mereka menuju sebuah gedung tinggi yang terlihat megah.
Di depannya, terpampang sebuah tulisan yang berwarna biru.
“COMPUTER OFFICE”
Ini adalah kantor yang mengurusi semua tentang komputer, termasuk virus. Tempat ini juga mempekerjakan hacker untuk membantu peretasan sistem. Dan para pekerja di kantor ini boleh siapa saja dan jam kerjanya tergantung. Anak-anak pun boleh bekerja paruh waktu di sini.Carlos memasuki gedung tersebut diikuti tiga orang di belakangnya.
“Kau mau apa kemari?” bisik Rifle. Dixa, Carlos, dan Draganold tertawa.
“Kasihan sekali kau tak tahu soal ini, Rif.Kami bekerja sebagai hacker di sini!” seru Draganold.Rifle mengernyitkan keningnya.
“Hai, semua!” sapa seseorang.Dixa menoleh.
“Sebastian!” sahut Dixa.
“Kalian harus ikut aku ke ruang hacker. Aku tahu permasalahan apa yang kalian hadapi. Mimpi kalian yang dirasuki virus,”
“Ya, kau memang tahu permasalahan kami,” kata Dixa. Mereka pun mengikuti Sebas, menaiki lift sampai lantai teratas. Ruangan teratas…
HACKERS ROOM
Pintu lift terbuka lebar. Dixa, Carlos, Sebastian, dan Draganold masuk ke dalam. Sedangkan Rifle berdiam di dalam lift.
“Masuklah, Rif,” ajak Carlos.
“Oke, aku akan segera masuk,” sahut Rifle.Ia melangkah masuk mengikuti Carlos. Komputer di ruangan ini banyak sekali, dan ratusan hacker sedang bekerja.Meretas sistem-sistem jahat yang mengganggu.Dixa dan lainnya langsung menaiki tangga dan duduk di tempat teratas.Terdapat empat buah kursi yang memutar.
“Carl, boleh aku bertanya? Kenapa empat kursi ini terpisah?” tanya Rifle.
“Karena ini adalah tempat bagi hacker-hacker paling hebat yang pernah ada,” sahut Carlos.Mereka berempat menduduki kursi tersebut.
“Masukan virus itu ke komputer ini,” suruh Sebas.
“Darimana kita mendapatkannya?” tanya Dixa.
“Dari otak kalian berdua,” sahut Sebas.Kepala Dixa dan Draganold dipasangkan sebuah topi dan dipasangkan kabel USB ke komputer. Penyaluran yang sama seperti flashdisk, tapi ini bukan dari flashdisk, melainkan dari otak. Setidaknya ada beberapa isi otak Dixa dan Draganold yang dimasukan ke komputer.Lalu, Sebas melepaskan topi itu.
“Sekarang kita harus meng-copy semuanya,” kata Carlos.Mereka meng-copy semuanya ke komputer.Semuanya masuk ke dalam, termasuk virus itu.Lalu, giliran Carlos dan Sebas yang disalurkan.Semuanya sudah selesai.Dan tanpa mereka sadari, puluhan orang di belakang mereka tengah memperhatikan mereka.
“Kalian memasang virus?” tanya seseorang. Sebas mengangguk.
“GRAARRHH…”
TET! Dixa menoleh.Komputer itu mengeluarkan banyak peringatan.Anti-virus mendeteksi adanya virus yang menyerang.Namun, anti-virus itu mendadak tak berfungsi dan tak bisa membersihkannya.
“Oh, tidak… semuanya lari! Virus-virus ini dan isi otak kami akan beralih ke dunia nyata! Lari, semuanya harus lari!” teriak Carlos.Rifle meringkuk ketakutan di ujung ruangan.
“Isi komputer anda akan beralih wujud ke dunia nyata dalam lima hitungan.Lima… empat… tiga… dua… satu… isi komputer akan segera beralih,” terdengar suara operator wanita dari komputer itu.
BLAR!
Komputer meledak sesaat, dan mengeluarkan isinya ke dunia nyata.Namun untungnya, tak ada virus.Hanya ada isi mimpi Dixa dan kenangan Carlos dan Sebas saat kecil.Keluarlah Carlos saat masih berusia empat tahun, dan keluarlah Sebas saat masih berusia sepuluh tahun.
Keluar juga Dixa dan Draganold dalam mimpi mereka berdua yang masih berkejar-kejaran.
“Apa-apaan ini?”Dixa begitu kaget.
BERSAMBUNG…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REVIEW BUKU: HOLY MOTHER BY AKIYOSHI RIKAKO

Judul: Holy Mother Penulis: Akiyoshi Rikako Penerbit: Penerbit Haru Genre: mystery, thriller, crime Rating: 4.9/5 Buku yang ...