Sabtu, 12 November 2016

DIXA’S JOURNEY: GOES TO ROBO-WORLD (PART 2)

BUAAKK! Pukulan keras mendarat di perut Dixa. Ia mengerang kesakitan.
“Aahh… Kau… Sialan kau!” jerit Dixa.
“Mantap kan, pukulanku? Makannya, jangan suka menantang orang hebat, dong,” sahut Sebas.
“Hei, jangan sombong, Sebas!” terdengar suara wanita dari kejauhan. Dixa dan Sebas menoleh. Seorang wanita dengan bando pink dan rambut cokelatnya tergerai terlihat indah berkibar tertiup angin. Ia memakai dress longgar berwarna putih dengan rompi hitam. Mata cokelatnya memandang Sebas dengan perasaan sedih.
“Jangan sombong. Jangan sakiti Dixa-ku,” katanya. Ia mendekati Sebas.
“Siapa kau? Oh-hoh… ternyata, ada bidadari cantik yang menenangkanku? Memangnya siapa namamu, sis?” tanya Sebas.
“Siapa aku? Namaku Mirna Rill. Aku adalah teman Dixa sedari kecil. Jadi, jangan sakiti dia,” rayu Rill.
“Maaf Dixa,” kata Sebas tertekan.
“Sebenarnya, aku juga menyukaimu,” bisik Rill di telinga Sebas. Hati Sebas berbunga-bunga. Ia serasa terbang. Rill berlalu pergi. Lalu, di belakangnya ada Jason dan Yuri.
“Hei, bro. Kau sedang berurusan dengan Sebas, ya?” tanya Jason. Dixa hanya nyengir kuda.
“Aku pergi dulu, ya! Aku tak ingin mengganggu urusan kalian!” kata Yuri sambil menyusul Jason. Sebas pun meninggalkan Dixa. Lalu, lewatlah seseorang yang sangat dikenali oleh Dixa. Kakak sepupunya. Rambutnya berwarna pirang kehitaman dengan warna mata turquoise.
“Hai, Dixa. Kau sedang apa?” tanya kakak sepupunya itu.
“Oh, hei, Carlos! Hehehe… Kau sedang apa?” tanya Dixa. Kakak sepupunya yang bernama Carlos itu menjawab.
“Aku sedang mencari snack di sana. Oh, ya. Omong-omong, kenapa kau tak pulang tengah hari bolong begini? Kau malah bertengkar dengan anak baru di kelasmu,” kata Carlos.
“Maaf, Carl. Tadi, aku hanya iri melihat anak itu bisa menjawab pertanyaan dari guruku. Jadi, aku malah mengajaknya bertengkar,” sahut Dixa.
“Hei, kau tidak boleh begitu. Hanya gara-gara dia pintar, kau malah memusuhinya. Sudahlah. Lebih baik kau pulang daripada kau terbakar matahari di sini,”
“Okelah. Aku akan pulang. Daah…” kata Dixa sambil menaiki sepedanya. Carlos hanya tersenyum mesem-mesem melihat Dixa. Lalu, Carlos melanjutkan perjalanannya.
ooo0ooo
Dixa sudah sampai di rumahnya. Ia memasuki kamarnya dan bersantai di sana. Dixa kembali mengingat-ngingat. Apa yang terjadi pada orang tuanya sekarang? Apa itu Robo-World? Dunia robot? Itulah yang dikatakan SNB.
“Apa itu Robo-World?” gumam Dixa. “Ah, daripada pusing memikirkan itu, lebih baik aku ke taman saja bersama Jason,”
Dixa mengikatkan jaketnya di pinggang dan keluar. Miyako mencurigai adiknya dan mengikutinya keluar.
“Huh… dia tidak membawa sepeda. Lalu, mau kemana anak itu?” gumam Miyako. Ia pun juga ikut keluar. Di luar, Dixa bertemu dengan Jason, Yuri, Rill, dan Sebas. Lalu, Miyako menampakkan dirinya.
“Ah! Kakak! Kau mengikutiku…” kata Dixa. Ia begitu kaget melihat kakaknya mengikutinya di belakang. “Sedang apa kau?”
“Seperti kau tak tahu saja. Pekerjaan mata-mata. Aku kan, sedang memata-mataimu. Kau ingin kemana, aku mata-matai saja,” sahut Miyako. Dixa mengangguk. Ia pun berjalan bersama mereka menuju taman. Satu jam kemudian…
“Dixa… aku bosan di taman. Aku bosan ke mall. Aku bosan ke pasar. Aku bosan menunggu pelanggan setia untuk toko bungaku,” kata Rill dengan wajah memelas.
“Okelah. Kita ke tempat lain saja. Mungkin kolam berenang akan membuatmu senang,” sahut Dixa bersemangat.
“Aku tidak mau ke kolam berenang. Aku tidak terlalu suka bermain air, kecuali saat mandi,”
“Lalu? Baiklah, akan kutanya teman yang lain,”
“Mereka sependapat denganku. Bosan. Di rumah saja, apa gunanya?”
“Begini saja, besok kita traveling, oke?”
“Tidak mau,” tegas Rill sambil meninggalkan Dixa. Miyako menoleh ke arah Dixa.
“Aku juga bosan. Aku bosan terhadap semuanya,” kata Miyako. Dixa mengangguk setuju, kemudian meninggalkan taman itu. Mereka berjalan beriringan seperti bebek menuju pusat kota. Dan ketika sampai di pusat kota, Dixa mendapat ide.
“Aha! Kenapa kita tak berpetualang di dunia lain saja?” usul Dixa.
“Apa? Dunia lain? Di mana? Dunia lain, maksudmu dunia hantu, begitu?” tanya Yuri.
“Bukan. Kita ke Robo-World! Aku tak tahu tempat itu seperti apa. Tapi, robot yang datang sepuluh tahun lalu ke rumahku mengatakan jika Robo-World adalah dunia robot dari dimensi lain,”
“Baiklah, kita cari saja,” sahut Yuri bersemangat. Dixa berpikir. Ia mengeluarkan komat-kamit. Lalu, cara kedua, ia berputar-putar. Cara ketiga, ia bersalto. Entah kenapa dia begitu. Kekesalannya memuncak dan ia bertindak aneh. Robo-World tetap tidak dijumpainya.
“Aarrgghh! Persetanlah! Pokoknya, aku mau masuk ke Robo-World! Robo-World, I’m coming!” teriak Dixa. Kemudian, muncullah sebuah portal besar di depan matanya. Oh, jadi caranya begitu untuk ke Robo-World. Entahlah, apakah itu portal menuju Robo-World atau bukan.
“Ayo kita masuk,” ajak Dixa. Teman-temannya mengangguk setuju, kemudian masuk mengikuti Dixa kedalam portal. Setelah itu, portal tersebut menyusut dan menghilang saat semuanya masuk ke dalam. Kemana mereka? Robo-World?

BERSAMBUNG…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REVIEW BUKU: HOLY MOTHER BY AKIYOSHI RIKAKO

Judul: Holy Mother Penulis: Akiyoshi Rikako Penerbit: Penerbit Haru Genre: mystery, thriller, crime Rating: 4.9/5 Buku yang ...