Kamis, 10 November 2016

DIXA’S JOURNEY: BATTLE IN PLANET MONSTERS (PART 5)

Cakar itu kembali diayunkan. Draganold menyerang anak itu tanpa rasa belas kasihan. Tapi…
“ICE SHIELD…” suara Jason terdengar dingin. Seketika, sebuah perisai es sekeras baja terbentang di depan wajah Draganold. Cakar besarnya tersangkut di es itu. Dixa pun selamat dari serangan cakar maut.
“Ja… Jason? Kau punya… Kekuatan?” tanya Dixa tebata-bata.
“Tentu saja aku punya. Sama sepertimu. Hanya saja, kau tidak mengetahui kekuatan apa yang ada dalam dirimu itu. Aku memiliki kekuatan es, kau petir. Yuri memiliki kekuatan api. Rill memiliki kekuatan hipnotis,” kata Jason. Draganold berusaha menarik tangannya yang terperangkap di dalam es.
CTAASS! PRAANNGG! Sebuah ekor terayun, dan es itu pecah berkeping-keping. Ujung ekor Rattlesnake berhasil menebas es tersebut dengan mudah. Lalu, Orca menahan anak-anak itu dalam gelembung. Dargon pun maju ke hadapan Draganold.
“Apa yang kau mau?” tanya Draganold.
“Bos… Boleh aku minta… Kenaikan gaji?” tanya Dargon.
“Apa?! Kenaikan gaji?! Memangnya ini kantor, apa? Dasar anak monyet angkasa! Kau tidak tahu diri! Memberikan gaji saja aku tidak pernah, dan sekarang kau malah minta kenaikan gaji?!” sahut Draganold. Ia begitu marah. PLAAKK! Sebuah tamparan mendarat di pipi Dargon.
Darah menetes-netes.
“Kau kejam,” kata Dargon.
“Apa kau lupa, Dargon? Sebenarnya, nama Dargon itu adalah ejekan yang diberikan oleh rekanku. Kata itu diambil dari kamus bahasa planet Monsters yang asli! Arti Dargon sendiri adalah lugu. Kau hanyalah bocah lugu dan polos,”
“Aku tidaklah selugu yang kau kira. Nama asliku adalah Bill Dragon!” teriak Dargon.
“Aku Draganold Bruno. Apa kabar, Bill? Sepertinya, kau punya banyak tagihan, ya?” Draganold meledek Dargon.
“Kalau begitu… Rrrrgggghhhh… Raaaawwwwrrrr! BIG DRAGON MODE!” seketika, tubuh Dargon berubah menjadi sebesar gajah jantan dewasa. Mode itu hanya bisa dipakai sekali saja.
“Aku akan menghajarmu!” Dargon menyemburkan apinya kepada Draganold.
“Ugh… Seharusnya, dulu aku tidak pernah memungutmu! Kau adalah anak naga umur 16 tahun yang biadab! Aku membencimu!” teriaknya. Draganold pun mengeluarkan semburannya. Hanya sekilas, dan akurat. Semburan nuklir itu membuat Dargon kembali menjadi kecil.
“Aku tidak akan membiarkanmu!” seru Dixa. Dixa langsung melompat dan mengeluarkan serangannya.
“Hiiyyaahh… RED N’ BLUE THUNDER!”
CTAARR! Petir merah dan biru itu keluar dari tangan Dixa dan menyambar Draganold. Tapi anehnya, naga itu seperti kebal terhadap serangan. Ia bangkit kembali.
“Huh! Petirmu itu sama sekali tidak beguna untukku,” katanya.
            “LIGHT LASER!” teriak Miyako. Dari kedua tangannya, terpancarlah sebuah cahaya terang benderang mirip laser dan menembus jantungnya.
“Aahh… Hehehe, tetap saja, kalian semua lemah!” Draganold kembali bangkit. Setelah itu…
“FIRE ATTACK!” suara Yuri terdengar begitu keras. Api sepanas 500 derajat Celsius itu sudah pasti akan menghanguskan Draganold. Api terus menyembur dari tangan Yuri.
“Tak akan kuampuni! Kau telah menyakiti temanku!” kata Yuri sambil terus mengeluarkan apinya. Lalu, Yuri berhenti. Apinya padam di tangannya. Draganold menghilang entah kemana. Tapi, dari dalam cekungan tanah yang hangus terlihatlah sepasang tangan bercakar panjang.
Lalu, kepala bulat dengan kuping berbentuk petir itu keluar juga.
“Kau pikir, seranganmu itu bisa menghanguskanku? Dasar anak payah! Kau tidak bisa mengalahkanku! Hahaha!” ups, ternyata Draganold masih hidup. Tubuhnya hanya memerah saja.
“Aku bisa bertahan di dalam lahar panas selama lima menit!” katanya.
“HYPNOTISM…” kata Rill. Lalu, mata Draganold mengarah kepada Rill.
“Pergilah dari sini… Pergilah dari sini…”
“Hah! Kekuatan hipnotismu itu tidak akan berguna bagiku, gadis kecil!” kata Draganold. Ia benar-benar kebal terhadap serangan apapun, termasuk hipnotis.
“GIGA MEGA OMEGA TSUNAMI!” Orca mengeluarkan serangannya. Segera, padang yang tadinya gersang itu berubah menjadi basah. Sangat sangat basah. Berombak. Ombak raksasa alias tsunami mulai mendekat ke Draganold. Dixa dan lainnya lari tunggang langgang.
“Orca, apa yang kau lakukkan?! Kau membunuh kami semua!” jerit Rattlesnake sambil melata.
“Sebenarnya, aku menyelamatkan kalian dari bos yang kejam ini! Cepat atau lambat, dia pasti juga akan menyakiti kita! Jangan pikirkan anak-anak itu, pikirkan kita yang akan segera dikhianati! Pergilah sebelum kalian tersapu ombak!” sahut Orca. Tsunami semakin mengganas. Draganold sudah tersapu ombak. Kini, ia tenggelam di air, dan berusaha untuk berenang.
Tapi, usahanya sia-sia saja. Ombak itu memutar-mutar tubuhnya di dalam air.
“Kau sudah menerima akibatnyaaaa!” suara Orca menggelegar.
“Aku tidak akan mengampunimu, Orca! Uuhh… Uwaaaahhhh!” kata Draganold. Tapi, paus pembunuh itu tidak menghiraukannya. Ia menyaksikan bosnya yang perlahan-lahan kehabisan tenaga. Ia kembali tersapu oleh ombak. Sama seperti tadi, itu sia-sia saja. Dan kini, tubuh Draganold terkulai lemas di dalam air. Sementara air itu terus saja menyapunya.
“Haah… Baiklah, kali ini kau kuampuni, bos pengkhianat…” kata Orca. Kemudian, ombak ganas itu mengering seketika. Padang pasir itu kembali gersang, seperti sedia kala. Terlihatlah Draganold dengan tubuh basah kuyup tergeletak di tengah padang pasir.
“Bos, apakah kau merasa nyaman dihajar oleh anak buah?” tanya Orca. Naga itu mungkin sudah mati. Tapi, perlahan ia berkedip dan bangkit kembali.
“Aku lebih kebal terhadap serangan karena baju yang kupakai ini. Baju ini benar-benar membuatku kebal,” katanya. Dixa kembali. Di tangannya, ia memegang sebilah pisau. Anak itu mendekat ke Draganold dengan tatapan penuh amarah. Dixa mendekati Draganold dari belakang tanpa diketahuinya.
“Ini adalah satu-satunya peluangku untuk… Menghabisimu… Heeaahh!” suara Dixa terdengar lirih, namun agak parau. Seperti suara kakak sepupunya. Draganold menoleh ke belakang. SREEKK… Pisau itu merobek sesuatu.

BERSAMBUNG… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REVIEW BUKU: HOLY MOTHER BY AKIYOSHI RIKAKO

Judul: Holy Mother Penulis: Akiyoshi Rikako Penerbit: Penerbit Haru Genre: mystery, thriller, crime Rating: 4.9/5 Buku yang ...