Sabtu, 04 Maret 2017

ETERNAL HOSTILITY: PROLOG




Seorang pria berjalan di tengah malam sendirian. Ia hanya ingin menenangkan dirinya dan melepaskan penat sejenak. Langkah kakinya terdengar menggema, karena malam itu begitu sepi tanpa ada siapapun. Pria itu berjalan sambil sesekali mendongak dan melihat bulan purnama yang indah dan terang benderang.

Rambut cokelat mudanya berkibar perlahan. Tubuh tegapnya bergerak mengiringi langkah kakinya yang mantap. Matanya yang berwarna turquoise bening yang sangat indah itu terkena pantulan cahaya bulan purnama. Bibir tipisnya sesekali menebarkan senyum kecil yang manis.
Sesekali angin yang agak kencang bertiup dan mengibarkan bajunya. Memperlihatkan sedikit dari tubuh atletisnya yang mirip dengan “roti sobek” tersebut. Oh, wanita manakah yang tidak mengaguminya? Akan tetapi…

“AUUU…”

Suara lolongan serigala yang keras memecah kesunyian malam, sekaligus menghancurkan ketenangan pria itu. Sang pria menoleh ke belakang. Seekor serigala sedang berjalan mendekat dengan nafas yang mendengus-dengus. Mata merahnya begitu mengerikan. Tubuhnya besar dan berotot, juga diselimuti bulu hitam yang lebat. Mulutnya basah oleh air liur yang menetes.

Ia menggeram. Pria itu mendelik kaget dan langsung berlari. Ia berusaha menghindari serigala itu. Namun, sang serigala terlalu cepat. Dengan mudahnya ia merobohkan sang pria. Pria itu merasa ketakutan. Nafasnya terengah-engah. Kemudian, sang serigala menggigit lehernya dengan kuat. Setelah puas menggigit pria itu, serigala itu pun segera meninggalkan sang pria yang terkapar tak berdaya di tengah aspal jalanan yang dingin. 

Malam itu, sang pria seperti berbaring di atas es. Malam yang sangat dingin dan menyakitkan. Ia menatap bulan purnama dan berpikir bahwa ia telah kehabisan darah. Ia berpikir ia sangat lemah. Namun, tidak sampai lima detik, pria itu merasa ia mendapatkan kekuatan yang sangat besar, bahkan melebihi kekuatannya sendiri.

Ia merasa bebas, sangat bebas, lebih bebas daripada kebebasan yang pernah ia rasakan selama ini. Warna matanya berubah menjadi merah darah. Semuanya berubah, taringnya memanjang pula, begitupun dengan kukunya. Bulu-bulu lebat tumbuh di sekujur tubuhnya. Sebuah ekor lebat tumbuh di belakangnya.

Ia telah berubah sepenuhnya. Seekor serigala kelabu melompat ke atas atap sebuah rumah. Ia mendongak dan menatap bulan purnama sekali lagi.

“AUUU…”
***
13 TAHUN YANG LALU…

Dua orang anak lelaki berusia 7 tahun sedang duduk di ujung jembatan sebuah dermaga. Mereka bercakap-cakap dengan asyik.

“Kita tetap sahabat, bukan?” tanya seorang anak lelaki berambut cokelat muda. Anak lelaki di sebelahnya yang memiliki rambut hitam itu tersenyum.

“Ya, tentu saja kita tetap sahabat. Tapi, jika kita lulus dari SD, kita akan terpisah, bukan? Aku ingin selalu mengenangmu,” anak berambut hitam itu menepuk pundak sahabatnya.

DUA TAHUN KEMUDIAN…

Seorang anak perempuan berambut putih berusia 9 tahun melihat sahabatnya akan pergi. Sang anak lelaki berambut cokelat muda itu adalah juara sekolah. Ia bahkan terlalu pintar sehingga ia hanya menjalani SD selama 3 tahun saja. Ia duduk di kelas 6 dan lulus pada usia 9 tahun. Seluruh sekolah tidak ingin melepaskan sang juara begitu saja.

Air mata menggenang di mata anak perempuan itu. Ia tidak tega temannya harus pergi.
“Tolong, jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!” tangis anak itupun pecah. Anak lelaki berambut hitam yang juga sahabatnya berusaha menenangkannya. Namun, anak lelaki berambut cokelat muda itu beranjak meninggalkan mereka dengan perasaan sedih. Mereka bertiga adalah sahabat sejati.

19 TAHUN KEMUDIAN…

Kejadian ini mengisahkan peristiwa yang terjadi pada anak lelaki berambut cokelat muda itu ketika ia sudah berusia 23 tahun. Tepatnya peristiwa sepanjang tahun 2016. Anak lelaki berambut cokelat yang sekarang sudah dewasa itu bernama Carlos Casena, pria dewasa pendiam yang tampan dan berkharisma. Ia kini bekerja sebagai pemadam kebakaran dan melupakan cita-citanya yang semula adalah arsitek.

Ia telah berpisah lama dengan sahabat-sahabatnya yang dahulu pernah menemaninya.

Akhirnya, takdir mempertemukan kembali mereka. Carlos bertemu dengan pria berambut hitam yang dahulu menjadi sahabatnya. Ia seorang polisi sekarang. Sementara itu, Carlos yang tiba di lokasi kebakaran di sebuah gedung kantor menyelamatkan seorang gadis yang ternyata temannya dulu. Gadis berambut putih.

Mereka kembali bersama, namun, gadis itu kini menyukainya dan dikabarkan berpacaran. Gadis berambut putih itu bernama Ditani Miyuki, dan pria berambut hitam itu bernama Jay Archie. Akan tetapi, walaupun Carlos dan Ditani sudah menjalin hubungan yang lebih erat, justru Jay membelot. Sejak kecil, Jay digigit oleh vampir jahat.

Ia sudah berusia ratusan tahun sekarang, namun dahulu ia menahan nafsu haus darahnya terhadap Carlos. Ia malah senang berteman dengan Carlos yang baik hati. Akan tetapi, saat Jay tahu Carlos digigit oleh werewolf pada usia 20 tahun, ia jadi membencinya. Werewolf dikenal sebagai musuh abadi dari para vampir.

Sahabat yang membelot. Ya, peristiwa ini sangat miris. Tidak pernah bertemu selama belasan tahun, dan akhirnya malah begini.

Eternal Hostility.

Permusuhan Abadi.

Inilah yang tidak terelakan. Carlos dan Jay bagaikan air dan api jika bertemu. 

BERSAMBUNG…

2 komentar:

  1. Sorry klo ceritanya ngejelasin bangey secara ketara tentang carlos. Tenang aja ini masih prolog. Cerita berikutnya aku usahain biar susah ditebak. Hahaha

    BalasHapus
  2. Sorry klo ceritanya ngejelasin bangey secara ketara tentang carlos. Tenang aja ini masih prolog. Cerita berikutnya aku usahain biar susah ditebak. Hahaha

    BalasHapus

REVIEW BUKU: HOLY MOTHER BY AKIYOSHI RIKAKO

Judul: Holy Mother Penulis: Akiyoshi Rikako Penerbit: Penerbit Haru Genre: mystery, thriller, crime Rating: 4.9/5 Buku yang ...