Jumat, 24 Maret 2017

ETERNAL HOSTILITY (PART 3): SECRET ENEMY


“Musuh?! Hanya itu yang kau ingat?!” Nelson membelalakkan matanya. “Kau serius?!”

“Iya, aku serius. Siapa sih, yang bohong?” Carlos tertawa. “Namun, aku hanya mengingat itu. Selebihnya, tak ada yang kuingat,”

“Berarti, hypnotherapy itu tidak terlalu memberikan efek bagimu. Kami berusaha sebaik mungkin untuk mengembalikan ingatanmu, Carl,” Ditani merangkul pundak Carlos.

“Maaf, Ditani. Sepertinya ingatanku tidak bisa dikembalikan dalam jangka waktu pendek. Ini mungkin memerlukan… entahlah, mungkin satu dekade untuk mengembalikannya. Dan butuh satu dekade juga untuk kalian mengerti keadaanku yang seperti ini,”

“Carl, kau tak perlu menunggu selama itu untuk mengembalikan ingatanmu. Aku janji tidak sampai satu dekade. Bahkan tidak sampai sebulan,” kata Nelson. Namun, Carlos seolah tak peduli. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya.
***

Malam yang dingin pun tiba. Dingin namun indah. Bintang, bulan sabit, dan hujan meteor menghiasi langit malam yang cerah ini. Carlos sudah terlelap di atas kasurnya yang empuk. Nelson juga tidur bersama Carlos. Namun, tanpa disadari oleh Carlos, ada seseorang yang mengintainya dari kejauhan. 

Seseorang berdiri di atas atap rumah tetangganya, memperhatikan Carlos dari jendela yang terbuka. Semilir angin mengibarkan beberapa helai rambut orang tersebut. Dia… pria berpakaian serba hitam.

Jaket sport hitam dengan T-shirt hitam. Celana hitam dan sepatu kets hitam. Mata merahnya memperhatikan Carlos seolah tanpa berkedip sedikitpun. Senyuman terukir di bibirnya.

“Aku tahu… kau sudah mendapatkan sedikit ingatanmu. Namun, aku juga tahu kau masih mengalami amnesia,” gumam pria itu. Ia pun melompat jauh dan melesat masuk ke dalam jendela rumah Carlos yang terbuka lebar. Ia mendekati Carlos yang tengah tertidur.

Dengkurannya seperti kucing. Pria itu menggenggam selimut yang dikenakan oleh Carlos.

“Aku juga manusia. Jadi, aku bisa memahamimu. Setidaknya, itu dulu. Namun sekarang, sepertinya aku tidak bisa memahamimu. Yang kupunya hanyalah hasrat untuk membunuhmu. HAHAHA…” pria itu tertawa.

KLAP…

Sepasang telinga serigala muncul dari balik selimut. Carlos membuka matanya. Mata merah yang bersinar itu terlihat jelas. Carlos menyingkap selimutnya dan menghadap pria itu.

“Wah, wah, wah. Sepertinya akan jadi saat-saat paling menyenangkan dalam hidupku. Bertemu dengan musuhku yang tidak pernah memaafkanku. Berselisih sampai akhir zaman tiba. Bahkan mungkin saat kiamat melanda alam semesta kau dan aku tak akan pernah berhenti berselisih..." kata Carlos seraya bangun dari kasurnya. Ia berdiri tegap di depan pria itu dengan wajah menantang.

"Apa yang kau inginkan dariku, hah?" kata sang pria dengan wajah kesal.

"Apa yang kuinginkan? Aku ingin bertarung denganmu! Ayo, bertarung sekarang!" seru Carlos. 

"Stop." kata pria itu. "Jika kau ingin bertarung denganku, silakan saja. Aku tidak marah, akupun tidak menolaknya. Akan tetapi, lakukan ini secara jantan. Jangan kabur saat pertarungan berlangsung. Jangan menyerah apapun yang terjadi. Ini peraturan pertarunganku. Kau siap?" tantang sang pria.

"Aku si... eehh?! Hei!"

"SUPER PUNCH!" pria itu memukul Carlos keluar. 

BUAAKK! BRAK! SRAAKK...

Carlos terlempar keluar jendela dan merosot di aspal dingin. Sang pria melompat dan mendarat di hadapan Carlos.

"Hahaha... kau puas? Sudah menyerah?" pria itu mengambil sesuatu dari belakangnya. "Kau akan puas dengan pedangku, Vampire Blade." sang pria mengacungkan pedangnya kepada Carlos. Ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Sepertinya, serigala malang itu tak punya lagi kesempatan untuk hidup dan melarikan diri. Pedang itu diayunkan. Satu sentimeter lagi mengenai tubu Carlos, tiba-tiba...

"WEREWOLF MEGA SLASH!" 

KRAASSHH...!!!

Tubuh pria itu terkoyak oleh cakar tajam Carlos. Namun, starter yang dipegang sang pria itu bersinar ketika ditekan olehnya. Tubuhnya pun utuh kembali.

"Ah, bagaimana bisa?" Carlos terbelalak kaget.

"Tentu saja bisa. Starter ini bisa meregenerasi siapapun yang memakainya. Tapi tidak termasuk kau. Hahaha..." pria itu tertawa terbahak-bahak.

"Jangan hanya meledek! Ayo bertarung!" seru Carlos marah. Carlos mengeluarkan samurainya, Wolf Blade. "Kau harus mengeluarkan jurus pamungkasmu."

"Baiklah, siapa takut?!" pria itu menantang. Sesaat kemudian, suasana hening sejenak. Kedua pihak saling memegang pedangnya masing-masing. Ini seperti mannequin challenge. Mereka membeku seperti manekin sambil menatap tajam satu sama lain. Kemudian...

"OMEGA WOLF SPIRIT!" "WOLF BLADE SUPER POWER!" seru Carlos. Wolf Blade yang dipegangnya mengeluarkan sinar biru. Ia diikuti oleh spirit seekor serigala kelabu besar yang bersinar biru.

"RASAKAN INI!"

Lalu...

"OMEGA BAT SPIRIT!" "VAMPIRE BLADE SUPER POWER!" seru sang pria vampir yang menjadi lawannya. Vampire Blade itu bersinar merah. Sosok spirit kelelawar besar bersinar merah mengikutinya.

"KAU JUGA HARUS MERASAKANNYA!" 

Kemudian, dari jarak dekat mereka mengangkat pedangnya masing-masing. Spirit itu saling mengancam.

"AARRGGHH! RASAKAN!" 

BLAARR!
***
"Carlos... Carlos, bangunlah..." terdengar suara lirih dari seorang wanita. Carlos membuka matanya perlahan.

"Ditani? Apa... apa yang telah terjadi? Kenapa aku tidur di jalanan?" tanya Carlos. Ia menoleh ke sekitarnya. Mobil polisi mengepung tempat mereka berada. Garis polisi terpasang di sekeliling Carlos. Ia duduk di atas aspal yang retak. "Apa yang terjadi di sini?"

"Kau mungkin terbangun semalam. Tapi, walaupun matamu terbuka, otakmu masih dalam keadaan tidur. Jadi, kau tidak menyadari apa yang terjadi. Kau bertarung sambil tertidur." jelas Nelson yang juga ada di sampingnya. "Kau masih mengalami amnesia, kan?"

"Mungkin." sahut Carlos singkat. "Eh, apakah ada seseorang?" Carlos terbelalak. Seperti ada orang yang memperhatikannya. 

Seseorang yang berlindung di bawah naungan atap sebuah toko yang belum buka tengah menyeringai kepada Carlos.

"Akulah musuhmu."
          BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REVIEW BUKU: HOLY MOTHER BY AKIYOSHI RIKAKO

Judul: Holy Mother Penulis: Akiyoshi Rikako Penerbit: Penerbit Haru Genre: mystery, thriller, crime Rating: 4.9/5 Buku yang ...