DRRRR…
Baling-baling helikopter terdengar nyaring menembus deru angina badai salju.
Helikopter itu terbang menuju pantai tempat kapal pemecah es itu berlabuh.
Helikopter itu mendarat di lapangan helipad
yang ada di atas kapal tersebut. Dixa dan Miyako turun. Pilot helikopter
itu keheranan.
“Hei.
Kemana saja kalian berdua? Untunglah kalian segera menghubungi kami. Entah
kenapa di tempat seperti ini ada sinyal yang bagus. Motor salju itu juga
menghilang, pantas saja kalian tersesat,” katanya. Miyako hanya mengangguk.
Lalu, kapal itu memutar balik arahnya dan berjalan. Mereka pun berlabuh di kota
metropolitan yang bernama Machine City.
Di
sebelah Machine City, ada kota bernama Scoop City. Biasanya, para kaum urban
akan berpindah ke antara dua kota tersebut. Kota ini adalah sebuah pulau yang
dijadikan kota, dan merupakan kota tempat tinggal Dixa dan Miyako. Setelah
turun, Dixa dan Miyako menaiki taksi dan menuju rumah mereka yang berada di
Komplek Orchid.
Begitu
membuka pintunya, Dixa begitu senang.
“Ah…
Home Sweet Home…” katanya lirih.
Orang tua Dixa sudah lama tidak ada karena sewaktu Dixa berusia empat tahun,
orang tuanya diculik sebuah robot jahat dan dibawa menuju dunia lain yang
katanya portalnya ada di dunia manusia, namun tersembunyi. Meninggalkan kedua
kakak-beradik yang tinggal dua kilometer dari pusat kota.
Pusat
kota Machine City ditandai dengan gedung pencakar langit yang sebenarnya markas
Non-Evil Company dengan tinggi 627 meter.
“Jika
saja Ibu dan Ayah di sini,” kata Miyako.
“Padahal,
Ayah kita adalah manajer dari perusahaan Non-Evil Company yang membasmi
kejahatan,”
“Ya,
kita hidup di sini… Sendirian,” kata Dixa.
“Tapi
yang penting, aku punya jam tangan canggih ini. Jam tangan yang jadi trending topic di medsos maupun acara
TV. Nanti aku pamer, ah, ke teman-temanku,”
“Jangan
terlalu pamer begitu. Nanti kamu malah jadi sombong, Dixie,” ucap Miyako.
“Hehehe…
Asyik! Jam baru, jam baru. Jam canggih, jam canggih! Asyik!” kata Dixa seraya
bernyanyi riang.
ooo0ooo
Sebuah
planet eksotis di luar tata surya yang bahkan belum terjamah oleh manusia
sedang menyimpan empat ekor makhluk hidup yang marah. Seekor naga-alien duduk
di depan layar transparan sambil melihat Dixa yang ada di Bumi.
“Jam
tanganku… Sebulan yang lalu, aku datang untuk menjelajahi planet Bumi. Karena
kehilangan GPS, aku tersesat di sebuah tempat bernama Antartika. Jauh di ujung
selatan Bumi. Aku memakai jam tangan rakitanku yang canggih itu. Tapi, aku
tidak sadar jika jamku jatuh dan tertimbun salju,” kata naga itu.
“Bos
Draganold, sepertinya anak kecil itu senang sekali memakai jam tangan milik
bos. Apakah bos akan membiarkan anak itu memakainya?” anak buahnya berkata.
“Tentu
saja aku tidak akan membiarkannya! Kalau perlu, aku akan mengutusmu dan
teman-temanmu untuk merampasnya kembali dari anak itu. Kalau perlu secara
paksa!”
“Siap,
bos!”
“Aku
mengutus kau, Dargon. Kau, Orca, dan Rattlesnake. Triple Spare akan berangkat
besok,” katanya. Naga bernama Draganold itu mengutus anak buahnya yang juga
seekor naga bernama Dargon. Dargon memiliki teman bernama Orca dan Rattlesnake
dengan tim bernama Triple Spare. Oh, rupanya, jam tangan yang dipakai Dixa
adalah milik Draganold.
Kembali
ke Dixa, Dixa sedang bersenang-senang dengan jam barunya. Keesokan harinya, ia
harus berangkat ke sekolah. Dixa bersekolah di SD Rocky, yang berada tak jauh
dari rumahnya. Dixa memamerkan jamnya itu kepada temannya, Jason Blue, anak
pindahan dari Amerika.
“Hei,
Jason. Lihatlah ini. Aku punya jam baru canggih. Jam yang jadi trending topic itu, lho,” kata Dixa.
“Wah…
Keren, Dixa. Kudengar, jam itu bisa melakukkan apa saja. Ya, termasuk membuat
bon hasil belanja,” sahut Jason. Lalu, ia berpindah pada Yuri Kuzenkov, anak
berambut marun pindahan dari Rusia.
“Yuri…
Lihat ini,” kata Dixa sambil mengacungkan tangan kirinya.
“Jam
yang ada di medsos! Keren! Ini jam serba bisa itu, kan? Kudengar, kau bisa
mengendalikan hewan buas dengan jam ini!” sahut Yuri antusias.
“Tentu
saja,” kata Dixa. Dixa menuju kepada anak perempuan bernama Mirna Rill, anak
asli dari Machine City yang tinggal bertetangga dengan Dixa.
“Rill,
lihat ini. Kau kenal jam ini?” tanya Dixa.
“Dixa…
Aku sangat terkesan. Jam yang sedang hangat dibicarakan…” kata Rill. Saat
pulang sekolah, Dixa dijemput oleh Miyako yang sudah SMP di SMP Hydra. Dixa
sudah memamerkannya ke seluruh penjuru sekolah. Ia pulang diikuti dengan Jason,
Yuri, dan Rill di belakangnya.
“Ayo,
kita pulang,” ajak Miyako. Tiba-tiba, langit menjadi gelap. Tanah jadi
bergetar, dan suara mesin turbo menderu keras. Anak-anak yang semula
berhamburan keluar kelas, kini memilih bersembunyi dan bertanya apa yang
sebenarnya terjadi kepada saksi yang berani melihatnya. Benda besar berwarna
merah membuat langit tertutup. Lalu, benda itu mendarat di lapangan sekolah.
Ternyata,
itu adalah sebuah kapal alien. Pintu kapal terbuka, dan keluarlah seekor naga,
paus orca yang melayang, dan seekor ular derik yang sangat kurus.
“Hah?
Sejak kapan ada ikan melayang?” komentar Yuri.
“Setahuku,
ular derik itu tubuhnya berisi, tidak kurang gizi begini,” komentar Jason.
“Kapal
yang keren, tapi, aku merasa terganggu dengan naga yang bertelinga panjang
seperti panah itu,” komentar Rill. Lalu, naga itu turun. Ternyata, itu adalah
Dargon dan Triple Spare.
“Halo,
para penduduk Bumi. Aku kemari bukannya untuk menyerang planet indah kalian.
Aku kemari bukannya untuk merenggut nyawa yang tidak berdosa. Bukan itu
tujuanku. Aku kemari untuk mengambil benda kesayangan milik bos yang mengutusku
kemari,” kata Dargon.
“Kalau
kalian selalu mengikuti berita-berita hangat yang sering dibahas akhir-akhir
ini, berarti kalian hebat. Kalian tidak ketinggalkan jaman. Jika kalian
bukanlah manusia yang ketinggalan jaman, pastinya kalian tahu tentang jam
tangan serba bisa yang tertimbun salju di Antartika,”
“Berita
tentang jam tangan itu sudah merebak ke seluruh dunia. Jam tangan itu
berteknologi canggih. Banyak keributan dan desas-desus muncul jika jam itu
bukanlah berasal dari Bumi, dan terdapat tulisan: “MADE BY DRAGANOLD”. Kalian
benar, jika jam itu adalah buatan alien. Bosku adalah pembuat jam itu,”
“Aku
tinggal di sebuah planet yang berjarak 18 tahun cahaya dari sini, yaitu planet
Monsters. Planet yang dihuni oleh alien berwujud monster. Katanya, jam itu
sudah dipakai oleh salah seorang siswa di sekolah ini. Dan aku minta anak itu
untuk mengembalikannya, atau…” perkataan Dargon terputus.
“Kau
akan menyerang kami, begitu?” celetuk Dixa sambil menyembunyikan jam tangannya.
“Ya.
Sebaiknya anak itu segera mengembalikannya, atau terpaksa aku akan menyerang
kalian, ha ha ha!” katanya. Anak-anak langsung membisu ketakutan. Dixa menunjuk
Dargon dengan tangan kirinya.
“Hei,
kepala panah, telinga panah, pergilah dari sini! Aku tidak mau melihatmu lagi! Jangan
ganggu kami!” suruh Dixa. Dargon melihat jam tangan itu di tangan kiri Dixa.
“Aha!
Ini dia! Kau adalah anak yang menemukan jam tangan itu di Antartika, dan
memakainya. Kembalikan jam tangan itu!” kata Dargon.
“Tidak
mau! Aku tidak mau diancam dengan keras. Aku hanya mau diajak bicara halus, dan
aku akan mengembalikan jam tangan ini,” kata Dixa.
“Baiklah,
rasakan serangan dari kami, Triple Spare!”
“Dixa…
Apa yang telah kau lakukkan?” tanya Jason ketakutan.
BERSAMBUNG…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar