Judul: Holy Mother
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Penerbit Haru
Genre: mystery, thriller, crime
Rating: 4.9/5
Buku
yang bikin gue sesak napas dan senam jantung karena tekniknya yang beneran
ngeselin dan bikin pengen banting buku ini. Penasaran? Biar gue ulas satu per
satu.
Jadi
ceritanya, setelah membeli Absolute Justice, gue berniat membeli buku karya
Akiyoshi-sensei lainnya. Rencananya,
gue pengen beli Scheduled Suicide Day karena dari judulnya yang menarik. Namun,
karena review-nya rata-rata nggak ada
yang enak didengar, akhirnya gue pun mencoba mencari buku lainnya. Seperti biasa,
gue selalu menggunakan mbah gugel dan Goodreads untuk mencari review buku. Yang tentunya nggak berisi spoiler.
Banyak
yang bilang kalau Girls in the Dark bagus dan plot twist-nya greget. Gue pun bermaksud membeli Girls in the Dark.
Namun, sebagian mengatakan bahwa Holy Mother lebih aje gile lagi plot twist-nya. Lagian, respon untuk
Holy Mother juga lebih heboh dan rame ketimbang Girls in the Dark. Akhirnya,
terwujudlah impian gue untuk membeli Holy Mother ini.
Gue
beneran dateng ke Gramedia Matraman yang super
duper jauh itu cuman demi ngejar Holy Mother. Akhirnya, buku ini pun sampai
ke tangan gue. Dari blurb di belakang
bukunya, menurut gue blurb-nya nggak
menarik dan nggak memancing pembaca. Gue pun meninggalkan Holy Mother
sebelumnya dan membeli Absolute Justice. Di kesempatan berikutnya, gue beneran
membeli Holy Mother.
Sebenarnya,
blurb The Dead Returns lebih menarik
walau katanya sih ceritanya nggak semenarik Holy Mother, Absolute Justice, dan
Girls in the Dark (yang mana ketiga buku itu digadang-gadang sebagai karya
terbaik Akiyoshi-sensei yang pernah
terbit di Indonesia).
Biar
gue tulis jalan ceritanya.
***
Bercerita
tentang ibu berusia 46 tahun bernama Honami yang tinggal di kota Aiide, sebuah
kota di Jepang dekat Tokyo yang katanya tingkat kejahatannya rendah. Honami tinggal
bersama suaminya dan putri semata wayangnya yang masih berusia 3 tahun, Kaoru.
Anak yang dilahirkannya tiga tahun silam itu ternyata didapatkannya dengan
susah payah.
Honami
adalah satu dari sekian banyak orang yang menderita kelainan yang mengakibatkannya
menjadi sangat susah untuk hamil. Bersama suaminya, Honami menjalani berbagai
tes kemandulan. Perjuangan yang dialami Honami sangat berat dan menyakitkan demi
melihat perutnya membesar dan pada akhirnya akan lahir bayi ke dunia ini. Meski
dua janinnya harus meninggal dalam perutnya, pada akhirnya janin Honami yang
ketiga berhasil dan benar-benar lahir.
Bayi
perempuan itu dinamai Kaoru. Karena itu, Honami bertekad untuk melindungi Kaoru
dengan nyawanya, bahkan ia rela melakukan apa pun asalkan Kaoru aman. Honami amat
menyayangi Kaoru, meskipun kasih sayangnya nggak sampai menjurus ke perlakuan
overprotektif yang biasanya ada di cerita-cerita atau film-film.
Pada
suatu hari, kota Aiide digegerkan dengan penemuan mayat bocah laki-laki di tepi
sungai dalam keadaan telanjang bulat, kemaluannya dipotong, dan tubuhnya
dimandikan dengan peroksida untuk menghilangkan jejak. Bocah itu diselidiki dan
diketahui bernama Yukio. Ternyata, setelah kematiannya, Yukio juga diperkosa
oleh sang pembunuh.
Karena
berita pembunuhan tersebut, Honami menjadi parno dan sangat mengkhawatirkan
keselamatan Kaoru. Ia bahkan rela mengawasi Kaoru dan memantau seorang pria
yang dicurigai Honami sebagai pelaku pembunuhan itu.
Setelah
kematian Yukio, ada lagi berita kematian bocah lelaki lainnya. Kali ini korban
bernama Satoshi, ditemukan di belakang reruntuhan rumah sakit dalam keadaan
sama seperti mayat Yukio––telanjang bulat, kemaluan dipotong, dan tubuh
dimandikan dengan peroksida untuk menghilangkan jejak. Namun, khusus untuk
mayat Satoshi, kesepuluh jari bocah itu dipotong habis.
Gue
kagum karena pembunuhnya teramat cermat dan memperhatikan setiap detail yang
ada ketika membunuh korbannya. Sangat cermat dan teliti, sampai kesalahan
terkecil pun tidak ada yang terlewatkan, meski ada satu kesalahan yang
diperbuatnya.
Cerita
diceritakan dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga. Ada empat orang
tokoh utama di cerita ini yakni Honami, Sakaguchi dan Tanizaki yang merupakan
detektif yang menangani kasus pembunuhan itu, serta Makoto yang merupakan siswa
SMA yang aktif dalam olahraga kendo. Setiap bab menceritakan satu orang.
Bab
pertama menceritakan Honami, bab kedua menceritakan Sakaguchi dan Tanizaki, bab
ketiga menceritakan Makoto, lalu bab selanjutnya kembali lagi ke Honami,
Sakaguchi dan Tanizaki, Makoto, dan begitu seterusnya.
Sementara
itu, pembunuhnya sudah di-reveal di
bab 3. Awalnya, gue mikir bahwa bukan dialah pembunuhnya, karena nggak mungkin
Akiyoshi-sensei membuat identitas
terbuka seperti ini. Gue pun mulai mencari-cari orang lain yang bisa dijadikan
tersangka, baik dalam pikiran gue maupun sudah dicurigai di ceritanya.
Tentunya
setelah baca-baca banyak review yang
nggak ber-spoiler, gue jadi lebih
cermat dan waspada. Katanya plot twist-nya
aje gile banget, jadi gue mesti memperhatikan setiap detail yang ada dan harus
lebih cermat kalo nggak mau ketipu.
Awalnya,
gue mencurigai Sakaguchi dan Tanizaki. Mereka nggak punya motif apa-apa, lagian
mereka kan juga polisi, mana mungkin mereka yang bunuh Yukio dan Satoshi? Tapi,
terkadang nggak menutup kasus bahwa sebenarnya polisi yang menangani sebuah
kasus adalah pembunuh itu sendiri. Bisa jadi, kan?
Lalu,
ayah Yukio yang sering menyiksa Yukio. Dia dijadikan tersangka di kantor polisi
dan terus diteliti.
Tersangka
ketiga, gue mencurigai Honami sebagai pembunuhnya, karena dia amat menyayangi
Kaoru dan terus memantau si pria yang dicurigainya sebagai pembunuh.
Gue
juga mencurigai Watanuki, teman Makoto dalam klub kendo di SMA-nya. Watanuki adalah
cowok baik yang pernah mengatakan bahwa dia menyukai Makoto, jadi gue simpulkan
dia adalah gay. Nggak bisa dipungkiri juga, karena Makoto memang laki-laki yang
berpenampilan “cantik”, tapi nggak bencong.
//btw
apa cuman gue di sini yang ngebayangin visualnya Tanaka Makoto itu sebagai Tachibana
Makoto dari anime Free!? Nama Makoto
kan banyak dipake, tapi entah kenapa pikiran gue cuman mengarah ke situ, lagi
pula sifat mereka mirip karena sama-sama humble
dan lembut wkwkwk //
Jangan-jangan
Watanuki pembunuhnya? Gue mikirnya sih gitu, soalnya dia kan punya kelainan
seks menyimpang.
Mungkin
aja dia yang bunuh Yukio dan Satoshi, karena kedua bocah itu adalah laki-laki. Namun,
Watanuki pernah bilang kalau dia nggak suka anak-anak karena dianggapnya
berisik (sama kek gue). Justru, yang menyukai anak-anak adalah Makoto sendiri.
Ada
juga Tateshina, cowok mesum dan pemabuk yang tinggal sendirian di apartemen. Tateshina
sendiri adalah cowok yang dicurigai sebagai pembunuh oleh Honami dan dibuntuti
oleh Honami selama ini. Baru dicurigai, loh. Gue nggak mau spoiler wkwkwk.
Dan
ternyata …?
Padahal
udah yakin berat kalo pelakunya adalah Watanuki, tapi …
…
apa yang gue temukan …?
SIALAN,
GUE KETIPUUUUUU!!!!!!
Sebenarnya, poin utama dari cerita ini adalah kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Seorang ibu yang rela melakukan apa pun demi anaknya asalkan anaknya selamat dan bahagia, walaupun dirinya sendiri rela menjadi iblis keji.
Di buku ini, kalian dapat melihat kasih sayang seorang ibu dalam versi dark yang jelas beneran bikin merinding.
Sebenarnya, poin utama dari cerita ini adalah kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Seorang ibu yang rela melakukan apa pun demi anaknya asalkan anaknya selamat dan bahagia, walaupun dirinya sendiri rela menjadi iblis keji.
Di buku ini, kalian dapat melihat kasih sayang seorang ibu dalam versi dark yang jelas beneran bikin merinding.
***
Alur
ceritanya sebenarnya simpel, menceritakan mengenai kehidupan sehari-hari
seorang ibu rumah tangga dan anaknya, dua orang polisi yang disatukan sebagai
rekan, serta seorang anak SMA sekaligus pelatih kendo anak-anak. Namun, karena
kasus pembunuhan itu, mereka semua jadi kayak tokoh yang kelimpungan dan
hidupnya amat terganggu, terutama Honami.
Dari
ketiga tokoh utama itu, pribadi gue paling suka sama Makoto yang unik. Entah kenapa
gue kurang sreg sama Sakaguchi dan Tanizaki, nggak tau kenapa gitu ya wkwkwk. Untuk
Honami, gue sangat menyukai tokoh satu ini, tapi overall gue lebih suka Makoto.
Seperti
yang gue bilang, gue udah mencurigai banyak orang sebagai pelakunya, tetapi
yang paling gue curigai adalah Sakaguchi dan Watanuki. Untuk Sakaguchi, gue
mencurigainya karena gue pengen melihat “bagaimana jika” seorang polisi yang
harus menangani kasus pada akhirnya terungkap merupakan pembunuh itu sendiri? Makanya
gue perhatikan gerak geriknya.
Lalu
Watanuki yang mencurigakan karena dia gay. Karena korban pembunuhan dan
pemerkosaannya cowok semua, nggak menutup kemungkinan jika Watanuki-lah yang
membunuh mereka. Dan yang paling meyakinkan adalah Watanuki, walaupun dia
membenci anak-anak. “Ayolah, pasti Watanuki yang bunuh. Pasti Watanuki, nggak
salah lagi!” pikir gue. Namun, BIG WRONG!
PLOT TWIST-NYA,
KALIAN NGGAK AKAN PERCAYA! KALIAN NGGAK AKAN BISA NEBAK JALAN CERITANYA KECUALI
UDAH SAMPE ENDING. DAH GITU AJA.
Gue
kasih banyak bintang untuk plot twist-nya
dan alurnya yang teramat rapi, sehingga nggak ada yang bisa nebak. Foreshadowing dan red herring-nya sebenarnya udah tersedia di sepanjang cerita, tapi
pembaca sama sekali nggak menyadarinya. Foreshadowing-nya
nggak ketebak dan samar, bener-bener samar, bahkan lebih samar dari foreshadowing buku thriller mana pun yang pernah gue baca.
Red herring-nya
juga samar. Apa yang menyadari red herring
ini hanya gue, atau gue sendiri yang “membuat” red herring-nya? Apa cuman gue doang yang mencurigai Watanuki? Segitu
jahatnya ya gue sama si Watanuki.
Namun,
ada satu hal yang menghilangkan satu bintang sehingga poin menjadi 4.9, bukan
5. Sesuatu. Ada sedikit kesumbangan pada bagian plot twist di akhir. Bagian yang masih menjadi misteri di kepala
gue sampe sekarang. Bahkan, gue sendiri agak lupa itu apa, karena bagian itu amat
samar.
Plot twist-nya
lebih aje gile dibandingkan Absolute Justice yang cuman gitu doang dan terkesan
cuman buat menegaskan jalan cerita. Kalau yang ini benar-benar mengungkap
seluruh isi cerita yang merupakan kebohongan belaka.
Overall,
buku ini WAJIB dibaca bagi pecinta misteri/thriller.
Sayang banget kalo kalian melewatkan buku ini. Sayang banget pokoknya. Apalagi bagi
yang mencari plot twist yang menusuk
dada. Direkomendasikan banget nih!!!!!!!
Namun,
kurang cocok dibaca buat anak bocah. Novel ini memang tertulis PG17+, tapi
emang gue peduli apa walau umur gue masih 15 tahun? Wkwkwk. Yang penting novel
misteri, dan bakalan gue baca. Adegan kekerasannya cukup eksplisit, dan
penjelasan mengenai adegan seksualnya juga cukup diumbar banyak. Namun, masih
dalam batas yang wajar, nggak ampe kebablasan parah kek buku porno. Ini bukan
buku porno! Beda jauh woiiii!!!!
Direkomendasikan
banget! Nyesel dah kalo ngelewatin yang satu ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar