Jumat, 17 Februari 2017

ROBOTS ATTACK!: PROLOG

Hai! Kali ini aku mau membagi cerita baru yang masih ada di dalam serial Dixa's Battle. Judul cerita kali ini adalah Robots Attack! yang masih nyambung sama cerita di blog aku yang satu lagi: My Flora Fauna. Untuk lebih jelasnya, silakan baca cerita fabel itu di My Flora Fauna. Judul cerita itu adalah Withy vs. Blackie. Kalo mau langsung baca cerita ini juga boleh. Cekidot!

"Yeeaayy!" suara Dixa menggema di seluruh ruangan kelas. Sebastian hanya memberikan tatapan sinis kepadanya. Dixa melihat kembali lembar kertas ujiannya. Coretan tinta merah bertuliskan "100" itu memang mengejutkan. Belum pernah ia mendapatkan nilai 100 dalam pelajaran matematika. "Semua pasti akan senang.

KRIINNGG...

Bel pulang sekolah berdering keras. Anak-anak pun berhamburan keluar dari sekolah dan pulang ke rumahnya masing-masing. Begitupun dengan Dixa. Ia mengendarai sepedanya menuju rumahnya yang berdiri kokoh dengan cat warna ungu. Dibukanya pagar yang tak pernah dikunci itu dan memarkir sepeda kesayangannya. Ia membuka pintu rumahnya.

Seorang pria berambut merah dan mata merah berdiri tegap menatap Dixa sambil memasang muka sok galak. Dixa sangat mengenali pria tersebut. Tingginya berbeda 7 cm dengannya. Memakai kaos oblong berwarna hitam dan celana panjang cokelat. Walaupun pria itu memasang muka sok galak dengan tatapan tajam, namun Dixa bisa melihat wajah lembutnya.

Pria itu tak segalak dan sejahat dulu saat mereka berdua masih bermusuhan. Dahulu ia amat bengis. Pria itu lalu mengambil kertas ujian yang masih dipegang oleh Dixa. Ia melihat hasilnya.

"Wow... kau berhasil, bro! Kau berhasil!" serunya. Pria itu adalah Draganold yang sekarang terkenal dengan senyuman manisnya, bukan keganasan legendarisnya. "Kupikir hanya Carlos yang memiliki otak Albert Einstein, tapi ternyata kau juga!"

"Jadi, apa yang kau janjikan kepadaku akan diberikan sekarang, bukan?" Dixa tersenyum iseng.

"Oh, tentu saja. Ini dia!" Draganold memberikan Dixa sebuah kardus handphone beserta isinya. Dixa membukanya. Ia amat senang.

"Terima kasih, Drag," kata Dixa. Draganold pun mengajaknya ke dalam. Dixa sudah asyik sendiri dengan handphone barunya yang sudah lengkap dengan internet, cassing, dan segalanya yang sudah dimasukkan Draganold ke dalam handphone tersebut. Tiba-tiba, sebuah nada pemberitahuan berbunyi. Dixa melihatnya. SMS masuk.

"Wow, baru pertama kupegang handphone ini sudah ada SMS masuk!" seru Dixa.

"Berarti kau punya penggemar," goda Draganold. Dixa melihat isi pesan itu.

Kami akan segera datang. Nikmatilah saat2 terakhirmu...

"Apa? Aku yakin ini pasti musuh yang berbicara," kata Dixa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REVIEW BUKU: HOLY MOTHER BY AKIYOSHI RIKAKO

Judul: Holy Mother Penulis: Akiyoshi Rikako Penerbit: Penerbit Haru Genre: mystery, thriller, crime Rating: 4.9/5 Buku yang ...