“Kenapa
Karin harus dipenjara begitu, sih? Kasihan, kan? Siapa yang melakukan ini, maka
akan mendapat balasannya dariku!” teriak Haruka.
“Sudahlah,
Haruka. Pengganggu itu memang sudah berubah.Dia bukan lagi Karin yang kau kenal
dulu.Di dalam dirinya, ia memang selalu ingin tinggal di penjara,” celetuk
Koto.
“Apa
katamu?!”
“Dia
memang seharusnya di sana, Haruka,”
“Aku
akan datang ke sana nanti!” kata Haruka.Ia pun berbalik meninggalkan Koto.
ooo0ooo
“Tidurlah, Karin. Aku yakin, kau akan
segera bertemu Shiro nantinya. Tenanglah, Shiro ada di sini,” kata
Harada dengan lembut.Ia membelai rambut cokelat Karin.
“Aku
tak bisa tidur, Harada,” sahut Karin.
“Tenang saja.Biar aku yang mengurus
semuanya.Kau tak usah panik, sis. Aku bisa mengurus semua keperluanmu,”
“Aku
tidak mengantuk!” bentak Karin.Harada menghilang begitu saja.
TOK-TOK-TOK…
“Karin,
kau belum bisa tidur?” terdengar suara seorang lelaki.
Yuichi.
“Yuichi?Kau
di sini?Iya, aku belum bisa tidur, nih,” sahut Karin.“Kenapa aku selalu
dilayani olehmu?Dan hanya kaulah sipir penjara yang mau berbaik hati pada
tahanan sepertiku.Dan juga hanya akulah yang kau perhatikan? Kenapa?” tanya
Karin. Yuichi membuka jeruji besinya.Karin pun keluar.
“Karin…
aku melakukan itu karena aku… aku me…” kata Yuichi tergagap. DEG! Jantung Karin
berdegup kencang.
“Aku
benar-benar me…”
“Aahh…
kurasa, kau tak perlu menjelaskannya padaku,” kata Karin sambil mengernyitkan
dahinya.
“Tidak,
tidak, Karin.Aku bisa menjelaskannya.Itu karena aku benar-benar me… aku
benar-benar mengenalimu,” kata Yuichi.
“Tentu
saja kau mengenaliku. Aku kan, sudah lama berada di sini. Dan kau juga
berbohong.Itu bukan sebenarnya yang ingin kau katakan padaku,” sahut Karin
sambil berbalik. TEPP… Yuichi menggandeng tangan Karin.
“Jangan…
kau harus rileks dulu.Ayo, ikut aku.Jangan emosi dulu, kau akan melihat sesuatu
yang tak pernah kau lihat seumur hidupmu, Karin-chan,” kata Yuichi.Ia
mengajaknya keluar. Lapangan tahanan. Yuichi membawanya ke sana.
Bintang-bintang bertaburan dengan indahnya.Bulan purnama bersinar terang.
Rambut
cokelat Karin berkibar perlahan.Ia melongok keatas.
Rasi
bintang Taurus.
Rasi
bintang Leo.
ooo0ooo
Dahulu,
mereka saling merayakan ulang tahun bersama.Namun sayang, mereka sudah
meninggal.
ooo0ooo
“Akh!”
jerit Karin.
“Ada
apa?” tanya Yuichi.
“Aku
mengingat sesuatu. Sesuatu yang tak pernah kualami seumur hidupku, tapi aku
merasa seperti pernah mengalaminya,”
“Teruskan,”
ooo0ooo
Dahulu,
mereka saling menyuapi makanan satu sama lain. Namun sayang, mereka sudah
meninggal.
ooo0ooo
“Takoyaki.Dia
pernah menyuapiku takoyaki.Aku menyuapinya sushi,” kata Karin.
“Teruskan,”
suruh Yuichi.
ooo0ooo
Dahulu,
mereka pernah berpelukan erat.Namun sayang, mereka sudah meninggal.
ooo0ooo
“Aku
mengerti semua ini!” jerit Karin.“Aku pernah mengalaminya.Aku pernah
mengalaminya dulu sekali.20 tahun yang lalu. Namun sayang, tak lama kemudian
aku meninggal,”
“Aku
juga mengingatnya.Aku mengalami hal sama denganmu,” sahut Yuichi. “Berarti… aku
pernah hidup sebagai orang yang berbeda,”
ooo0ooo
Pagi
itu, Haruka rajin sekali sudah menyiapkan segalanya.Makanan, botol minum, dan
sepucuk pistol beserta 10 butir peluru.
“Haruka…
kau mau kemana pagi-pagi buta begini?” tanya kakaknya.
“Bukan
urusanmu.Aku akan mengunjungi sahabatku,” sahut Haruka.
“Ya,
ya. Kau akan mengunjungi sahabatmu. Tapi kenapa kau membawa pistol, sih? Kau
akan membunuhnya, ya?”
“Sejak
kapan aku membunuh? Aku akan berjaga-jaga jika ada orang jahat. Tempat
sahabatku itu dihuni oleh ratusan orang jahat yang siap menyerangku kapan
saja,” sahut Haruka sambil melangkah keluar kamarnya.Namun, sang Kakak tahu apa
yang ingin dilakukan oleh adiknya.
Mengunjungi
Karin di penjara.
“Ketahuan
kau, Haruka.Kau bersahabat dengan tahanan itu. Dan kau juga akrab dengan sipir
penjara itu, sama seperti sahabatmu. Tahanan itu akan segera mati. Dan sipir
penjara itu juga akan mati,” gumam kakaknya.Ia menyeringai. “Tapi sesungguhnya,
aku bukanlah kakakmu. Kakakmu tidur di dalam peti mati untuk selamanya,”
Sosok
lelaki itu membuka wig-nya yang berwarna hitam, dan mencopot soft lens-nya yang
berwarna kelabu.Terlihatlah mata kuningnya yang terang.Ia memakai topeng scream-nya dan membuntuti Haruka.
SRING!
Ia
mengeluarkan pisau putih transparan. Senjata dari masa depan.
“Entah
kenapa aku bisa berada di zaman ini.Padahal, ini sudah 142 tahun yang lalu,”
gumamnya.“Oh, ya.Aku ingat sekarang.Aku kembali ke zaman ini karena alasan yang
tidak logis bagi sebagian orang. Membunuh,”
ooo0ooo
“Hooaahhmm…”
Karin menguap dan menggeliat.Ia melihat sekelilingnya. Para tahanan yang lain
lenyap. Seorang penjaga datang.
“Nona,
ada tamu untukmu,” katanya.Ia membuka jeruji besinya. Masuklah seorang gadis
remaja seumurannya dengan rambut pink yang mencolok.
“Haruka?”Karin
terkejut.
“Karin?”
Haruka membalas.Kedua sahabat itu saling berpelukan.
“Kenapa
kau datang kemari?” tanya Karin.
“Aku
hanya rindu kepadamu.Ini, kau sudah sarapan, belum?Aku bawakan takoyaki
kesukaanmu.Aku yang memasaknya sendiri, lho,” kata Haruka.Ia menyodorkan sebuah
kotak makan berisi takoyaki yang masih hangat. Karin menghirup aroma enak dari
takoyaki tersebut.Ia memakannya perlahan, lalu habis.
TOK-TOK-TOK!
Sebuah
tongkat dipukulkan pada jeruji besi.Karin menoleh. Senyum manis merekah dari
bibir lelaki itu.
“Ayo,
Karin. Kita keluar,” katanya.Karin mengangguk.
“Yuichi,
biar kuperkenalkan sahabatku. Ini Haruka. Beri salam, Yuichi,” kata Karin.
“Tak
perlu, Rin.Aku sudah mengenal Yuichi sejak lama sekali.Bahkan jauh sebelum aku
mengenalmu.Aku sahabatnya sejak kami masih berusia 10 tahun,” sahut Haruka.Karin
tersenyum. Kemudian, ia bangun dari kasurnya dan melangkah keluar.
“Si Karin ada?”
“Oh, dia baru saja keluar. Tapi, aku tak
tahu dia dimana sekarang,”
“Jadi… kau tak ingin memberitahukannya
padaku?Ya sudah. Bersiaplah untuk… mati,”
CROT!
“Aakkhh!”
“Ada
apa di sana?” tanya Yuichi pada dirinya sendiri. Ia menoleh ke belakang diikuti
Karin dan Haruka. Penjaga itu telah tewas berlumuran darah. Sementara itu,
tampak sekelebat bayangan melesat cepat dari kejauhan.
“Pembunuh!!!!!!”
jerit Karin.
“Biar
kukejar dia. Kalian tunggu saja di sini!” tegas Yuichi.Ia melangkah ke depan.
NGEK… Karin menarik tangannya.
“Jangan.Pokoknya
jangan.Kau bisa terbunuh olehnya,” rayu Karin.
“Tidak,
Karin. Jika aku tak segera bertindak, maka akan ada lebih banyak korban,” sahut
Yuichi.Ia melepaskan pegangan tangan Karin dan melesat cepat mengejar pembunuh
kejam itu. Sayangnya, para penjaga tak ada yang datang mengejarnya. Mereka
tidak tahu jika teman mereka sudah tewas. Dan akhirnya, Yuichi juga yang harus
turun tangan.
“Haruka,
ayo. Kita harus memperingatkan para penjaga dan tahanan yang lain untuk mencari
pembunuh itu,” ajak Karin.
“Ya,
kita harus cepat!” sahut Haruka.Mereka berdua berlari menuju lapangan tahanan.
Karin berhenti di depan. Sepertinya, mereka tak tahu jika bahaya sedang
mengintai mereka.
“Semuanya!!!
Kalian harus waspada!!! Ada pembunuh di penjara ini!!! Dia telah membunuh
seorang penjaga!!! Waspadalah!!!” teriak Karin.
“Apakah
kami akan mempercayaimu, Nak?Tentu tidak, hahahaha!” sahut seorang penjaga.
“Sial,
mereka tidak mau mendengar. Di mana Yuichi?” tanya Karin.
“Awas
kau!Kembali!” terdengar suara Yuichi.Semua orang yang ada di lapangan
menoleh.Yuichi mengejar pembunuh bertopeng itu sampai ke lapangan. Sepertinya,
ia sangat berbahaya. Pembunuh itu mengacungkan pisau transparan miliknya.Namun,
Yuichi berhasil memojokannya dan dikelilingi oleh para penjaga.
“Kau
tak bisa kemana-mana lagi sekarang,” kata salah seorang penjaga.
“Kalian
siap? Para tahanan! Bantu kami! Sekarang, kalian dianggap sebagai pembantu,
oke?!Kalahkan sialan ini!” suruh Yuichi. CREK…
Haruka
mengisi pistolnya dengan peluru.
“Inilah
kenapa aku membawa pistol.Jika dia berusaha membunuhku, maka aku akan
membunuhnya,” kata Haruka. Para tahanan yang lain mengambil senjata seadanya.
Mereka mengambil batu koral besar. “Kau punya senjata?” tanya Haruka.
“Tidak,”
sahut Karin.
“Baiklah,
kurasa kau akan punya ide bagus untuk mengalahkannya tanpa senjata,” kata
Haruka. DOR! Suara tembakan pistol memecah keramaian, membuat semua orang
terdiam.
“Jangan
biarkan pembunuh itu lari!” teriak Haruka.
“Hajar
dia!!!” teriak Yuichi. BAK-BUK-BAK-BUK! Semua orang yang tampak di sana terus
memukulinya dan melemparinya dengan batu. KRAK… topeng scream yang dikenakannya retak dan jatuh.Ia menutupi wajahnya
dengan tudung. CREK… ia mengeluarkan senjatanya. Sebuah senapan modern nan
futuristik kini ada di tangannya. SYAT! SYAT! SYAT!
Senapan
itu menembakan laser yang hanya sekedip mata, dan membunuh sebagian dari
mereka.Satu persatu mayat bergelimpangan dengan lubang di dadanya. DOR-DOR-DOR!
Haruka menembaki pembunuh itu.Namun, ikat pinggang yang dikenakannya
melindunginya.Medan magnet kembali memantulkan peluru-peluru itu.Haruka tidak
menyerah menembakinya.Medan magnet itu pun menghilang, dan dia merebut pistol
dari tangan Haruka.
DOR!
DOR! DOR!
“Aarrgghh!”Yuichi
mengerang kesakitan.Sebuah peluru masuk ke dalam betisnya, pinggangnya, dan
lengan kiri atasnya.Seragamnya basah oleh darah.
“Yuichi,
kau baik-baik saja?” tanya Haruka.
“Aku
baik… jangan biarkan dia lolos… kau harus menelpon polisi, cepat!” suruh
Yuichi.Haruka mengambil ponselnya dan menelpon polisi.Tak lama kemudian, polisi
datang.Helikopter juga datang dan mendarat di lapangan.Polisi menerobos masuk
ke dalam pagar dan memasuki lapangan.
“Berhenti!Jangan
ada yang bergerak!” teriak seorang polisi.SYAT! SYAT! Dua orang polisi tewas.
Bahkan Kevlar yang mereka pakai tak mampu melindungi tubuh mereka dari kilatan
laser.
“Dia
berbahaya… Kevlar pun tak mampu melindungi tubuh.Berarti… aku harus mengalahkan
pembunuh itu… sendirian,” kata Yuichi.Ia bangkit dan mengambil tongkatnya. “Kau
adalah calon tahanan di sini, bro,”
“Oh,
ya?Kurasa tidak,” sahutnya.Ia menyingkap tudungnya. Karin, Haruka, dan Yuichi
terbelalak kaget. “Akhirnya kalian ingat juga,”
“Koto?!”
seru mereka bertiga.Ternyata, itu adalah Koto.Benar-benar mengerikan.
“Kedatanganku
sudah diramalkan oleh sepupumu yang telah bunuh diri, Karin.Takeda.Takeda
meramalkanku lewat short film berjudul The
Time Traveler.Aku memang seorang berandalan yang akhirnya menjadi
psikopat.Koto.Aku berasal dari tahun 2158, 142 tahun dari sekarang,” kata Koto.
“Aku
adalah sosok dibalik semua ini, Karin!Aku pernah membunuhmu.Harada.Shiro.Mereka
sudah pernah kubunuh. Tapi ternyata, aku menemukan Harada lagi dan ingin
kubunuh saja dia. Aku memfitnahnya, aku yang mencuri tas wanita itu. Aku yang
membunuh pria itu.Aku yang menyuap hakim agar dia menolak mentah-mentah
omonganmu dan kau masuk ke dalam penjara!”
“Tidak
mungkin…” kata Karin.Ia mulai mengingat sebagian memori dalam kehidupan lamanya
sebagai Harada. Ia mengingat bagaimana Shiro melindunginya. Dan ia merasakan
keberadaan Shiro di sini. Bereinkarnasi sebagai seorang lelaki.
Yuichi
bangkit.Ia menyeringai dan mengangkat tongkatnya. Ia memukuli Koto
habis-habisan dan Koto berusaha menembaknya. Namun, Yuichi dengan gesitnya
menghindar.Ia berhasil melumpuhkan Koto.
“Kenapa
kau sangat ingin bertarung denganku? Padahal kau bukanlah target utamanya.
Target utamanya adalah Karin!” kata Koto.
“Itu
karena aku tak ingin Karin jadi targetnya! Biarlah aku yang jadi targetnya!”
sahut Yuichi.
“Kau
ditahan, Nak,” kata seseorang.Polisi itu meringkus Koto.Ia menjerit
sejadi-jadinya saat dipaksa masuk ke dalam mobil polisi. Para polisi berlalu
begitu saja, dan penjara kembali seperti sedia kala.Para tahanan dan penjaga
kembali bersantai di lapangan.
“Shiro ada di dekatmu,” terdengar
suara Harada.Karin kini tahu siapa Shiro.SRASH… hujan mulai turun.Karin
mendekati Yuichi.Semua tahanan dan penjaga menoleh untuk menonton Karin dan
Yuichi.
KRIK…
“Yuichi…
terima kasih telah melindungiku,” kata Karin.
“Tak
apa, Harada,” sahut Yuichi.
“Akhirnya
kau ingat siapa aku.Aku pun ingat siapa kau.Shiro?Kau adalah reinkarnasi dari
Shiro.Kini aku tahu kenapa kau selalu mengistimewakanku.Karena jiwamu,” kata
Karin.Yuichi tersenyum.Karin mulai menangis. “Kini aku telah menemukanmu… aku
menemukanmu… aku menemukanmu di kehidupan yang lain. Aku sangat merindukanmu.Hiks,
hiks,” kata Karin.Ia mendekatkan kepalanya di tubuh Yuichi. Yuichi memeluk
Karin erat-erat.
Haruka
tersenyum.Karin menangis di dalam pelukan Yuichi.Semua yang ada di lapangan itu
berbinar-binar melihat mereka berdua.
“Cieeee…”
kata mereka.
“Aku
juga telah menemukanmu, Karin,” kata Yuichi.
ooo0ooo
Malam
berhujan itu, Karin dibebaskan dari penjara. Liburan 2 bulan sudah habis, dan
besok ia harus bersekolah. Keesokan harinya…
Karin
memarkir sepedanya.Ia berjalan di lapangan sekolah dan menuju kelasnya.
“Karin!”
jerit Haruka.Ia melambaikan tangannya pada Karin. Koto tidak ada di sini.Sora
dan Kai telah berhenti mengikuti Koto dan berhenti menjadi berandalan. Kini, ia
berteman dengan Haruka dan sang ketua kelas. Haruka memeluk Karin.Ia melepaskan
pelukannya dan duduk di kursinya.
“Oh,
ya. Kau kan, belum pernah mengenal sang ketua kelas, bukan?”
“Aku
tak pernah dapat kesempatan untuk mengenalnya,” sahut Karin.
“Kemarilah,
kau pasti mengenalinya,” kata Haruka.Karin berjalan menunduk.Ia menemukan sang
ketua kelas dan berjabat tangan dengannya. Tangannya begitu dingin, seperti
tangan Yuichi.
“Hai,
aku Karin,” kata Karin.
“Hei,
jangan hanya menengok ke bawah.Menengoklah keatas,” suruh Haruka.Karin menengok
ke atas.
“Kenapa
kau tak pernah bilang?Kenapa aku tak pernah mengenalmu di sekolah
ini?Yuichi?”Karin begitu kaget.
“Yeah,
tentu saja ini aku.Kan, sudah kubilang, aku masih 17 tahun.Pastinya aku masih
sekolah,” sahut Yuichi. KRIK…
Deritan
jam tangan Yuichi yang dipakai Karin berbunyi. Sekarang Karin mengerti kenapa
jam itu berderit. Jam itu berderit ketika pemakainya merasakan sebuah perasaan.
Baik itu marah ataupun senang.
“Well, kau tahu? Kini aku telah mengerti
kenapa aku begitu kesulitan sepanjang hidupku.Karena Koto yang berhasil
meluapkan perasaan marahku.Kenapa aku begitu senang sekarang.Karena Yuichi
berhasil meluapkan perasaan senangku.Dan semua perasaan itu kini teraduk
menjadi satu berkat mereka yang telah meluapkan perasaanku.So much feelings in
my life!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar